Sunday, October 4, 2020

TENTANG PANDEMI 2020 & AKU


Halo, semuanya! Apa kabar? Kuharap kita semua baik-baik saja. 
Di post ini, bukan mau menyebarkan aura positif sih, lebih mau ke curhat tentang bagaimana perasaanku menyikapi keadaan sekarang ini. So, buat kalian yang merasa down, please jangan baca dulu untuk sekarang, karena ya mungkin ini bisa membuat kalian lebih down lagi heheh. 

Jadi, aku tuh tipe orang yang suka overthinking. Either in a bad or a good way. Aku menikmati memikirkan hal-hal yang rumit, kadang-kadang suka tiba tiba terlintas dan mempertanyakan hal itu. Oke. Selain itu, aku gak suka sesuatu yang berantakan/gak tersusun/tersistem/terorganisir dengan baik. Padahal aku Pisces, yang katanya paling benci aturan. Justru aku suka sama aturan, jadi jelas mau kemana, mau ngapain, dan apa yang harus dilakukan gitu loh.

Terjadilah si pandemi ini, di seluruh dunia. Tak terkecuali Indonesia. Yang membuat semuanya jadi berantakan. Sampai ke hal hal kecil dalam hidup. Sekarang, kita gak bebas mau bertamu, mau memeluk, mau ngobrol, mau ngapa-ngapain, parno dan serba gak pasti. Mau ngadain acara ini, takut. Mau dateng ke acara sana, takut. Pokoknya serba bingungin dan bikin khawatir berlebih. Nah, ada hari-hari dimana rasanya aku cape banget, ngeliat berita terutama para pekerja medis/nakes yang kasihan dan para pembantu2nya seperti janitor di RS, petugas makam, ambulans, dkk. Terus cape rasanya melihat orang bersedih karena kematian orang terdekat. Kalian cape gak sih, tiap hari harus pergi keluar, beraktivitas dengan dipenuhi dengan kewaspadaan? Disinilah, semuanya dimulai, aku cape harus waspada, cape harus mikir siaga, cape harus khawatir terus setiap hari. Cape harus nahan-nahan ngobrol gak boleh sering, harus pakai masker, cape harus parno pakai hand sanitizer/cuci tangan terus. Rasa-rasanya semua dunia terbalik. Berubah kebiasaannya, ya itulah yang disebut NEW NORMAL. Beradaptasi dengan keadaan baru yang harus diterima. Masalahnya, serba mendadak! Gak dikasi waktu! Tapi bukannya, aku jadi gak mau waspada, dan nantangin si virus yah. Aku akan tetap waspada, dan mengikuti prokes serta tetap menjaga diri sendiri dan orang lain. Cuma cape aja :')

Teruslah aku berpikir-pikir tentang keadaan ini, dan mendapat sebuah analogi tentang kewaspadaan yang belum juga usai usai. seperti:

"MENAIKI SEBUAH TANGGA KAYU YANG REYOT"
 
dimana kamu setiap langkahnya harus berpikir apakah the next step saya aman? Apakah saya akan jatuh? Apakah tangga ini akan keropos? Apa yang harus saya lakukan jika ini jeblos? Apa saya akan selamat? 

Kurang lebih seperti itu lah keadaan anxiety dan perasaan ku selama ini. Iya, dia kadang muncul, kadang enggak. Seperti yang semua orang di dunia ini lakukan, aku cuma bisa berdoa, dan berharap sambil terus menjaga diri. Tidak ke kerumunan, tidak makan dine in, menggunakan masker dengan lapisan tisu lagi, supaya proteksi ganda, dan tidak ngobrol selama tidak benar-benar diperlukan di kantor. Karena aku adalah mereka, para pejuang ceching ceching (alias uang), yang harus punya tubuh extra kuat dan bandel menghadapi ini semua.

Teman-teman, kuharap kita semua tidak menantang virus ini, dan juga tidak lengah. Jangan sekali-kali kita semua merasa kita sehat dan kita bebas dari virus ini. Virus ini membenci siapapun yang menganggap mereka remeh, karena ya memang mereka itu kuat.



xoxo,
Janice

Pageviews

Janice Angelica Liando. Powered by Blogger.