KARENA JAMAN DULU, TIDAK SAMA DENGAN SEKARANG.
*Disclaimer: Sebelumnya, ini adalah pengalaman pribadi dan buah pikiran saya. Saya tidak memaksa siapapun untuk setuju bahkan harus merubah dirinya. Apabila sampai kepada demikian, saya sangat bersyukur jika post ini membantu.
xoxo,
Janice
*Disclaimer: Sebelumnya, ini adalah pengalaman pribadi dan buah pikiran saya. Saya tidak memaksa siapapun untuk setuju bahkan harus merubah dirinya. Apabila sampai kepada demikian, saya sangat bersyukur jika post ini membantu.
Suatu malam, saya bertanya pada Tuhan : "Tuhan, enak kali yah kalo saya bisa langsung ketemu sama rasul-rasul. Kayaknya mereka adalah salah seorang yang bisa sangat dipercaya. Karena mereka langsung bertemu sama Tuhan dan mendengar suara Tuhan secara gamblang. Kalo sekarang, kan gak ada." (Saya juga heran, kenapa saya selalu bertanya hal-hal aneh, yang kadang-kadang, orang bilang gak usahlah lu pedulikan.)
Lalu, tidak mendapat jawaban apa-apa. Kemudian, bertanyalah kepada Ibu saya, juga jawabannya tidak memuaskan. Katanya : "Loh, kan sekarang gantinya jadi pendeta." dan menurut saya, itu kurang menjawab pertanyaannya. Kemudian, lagi, saya sharing ke Suster, dan jawabannya hampir saja sempurna, "kan, ada Pendeta cici. Pendeta kan juga dipandu sama Tuhan. Karena kita ini orang-orang berdosa, makanya sudah susah deh mendengar suara Tuhan secara langsung. Tetapi kan, ada Roh Kudus yang menuntun Pendeta-Pendeti." Hmm... oke. Tapi kurang saja rasanya. Belum mencapai titik dimana saya bisa paham.
Tetapi, lagi-lagi, karena Dia gemas akan ke-lemot-an ini, akhirnya dijawab (yeah) "Yah kan, mereka itu harus membuat sebuah tulisan tentang semua yang Aku katakan, untuk di masa masa depan bisa menjadi panutan bagi Pendeta. Kalo misalkan Aku tidak langsung berbicara pada mereka, mereka tahu darimana? Kurang seru kalau Aku sendiri yang menuliskannya. Dan sekarang, merekalah yang kau bisa percaya, jika mereka dapat menafsirkan perkataanKu dengan tepat & benar."
Ohh... Iya... Iya... Itu alasannya, karena dulu mereka ditakdirkan untuk menulis segala sesuatunya dari semula-mula, untuk orang di masa yang akan datang nanti. Karena saya yakin Tuhan tahu apa yang akan terjadi jika seseorang bisa mendengar suaraNya secara langsung. Untuk hal ini, yasudahlah, leave it unanswered. Karena, otak ini sepertinya juga tidak sanggup untuk menerka-nerkanya.
xoxo,
Janice